Selasa, 12 Februari 2013

Laga 'El Clasico'

Bangkapos.com - Rabu, 30 Januari 2013 08:00 WIB
Elclasico_Kron02.jpg
*/tribunnews.com
Tensi sepanjang laga El Clasico Barcelona versus Real Madrid, yang selalu penuh emosi.

 –Madridista --julukan suporter Real Madrid-- sudah menghitung mundur jam pertandingan Copa del Rey. Ibukota Spanyol, Madrid, dijangkiti demam El Clasico. Performa impresif tim ibukota Spanyol dalam beberapa laga terakhir memunculkan harapan besar fans Madrid bakal berjaya.
Sebuah antrian panjang manusia tak terelakkan di depan Stadion Santiago Bernabeu. Jalan-jalan menjadi macet, semuanya berebut mendapatkan tiket laga El Clasico antara Madrid kontra Barcelona pada leg pertama semifinal Copa del Rey, Kamis (31/1/2013) dini hari.
El Clasico telah membuat ribuan warga Madrid gila. Pemandangan antrian tiket panjang tak pernah terlihat selama bertahun-tahun. Dua sumber tempat memesan tiket, website dan saluran telepon, dikabarkan rusak akibat tak mampu lagi menampung ledakan pemesan.
Harga kursi berkisar 40 sampai 180 euro (28 sampai 126 euro untuk anggota) cepat sekali terjual. Ini menandakan tak satupun dari kursi yang tersedia di Stadion Bernabeu berkapasitas 120 ribu kursi penonton itu bakalan kosong.
Ini memberi keuntungan bagi tim Madrid. Venue laga yang bertempat di kandang, Santiago Bernabeu, disebut sang megabintang Madrid Cristiano Ronaldo menjadi faktor plus yang mestinya dapat dimaksimalkan Los Blancos.
"Kami bermain di rumah, yang merupakan kesempatan besar untuk melakoni laga yang sukses. Saya berharap ini akan menjadi malam luar biasa bagi kami dan kami siap untuk pertandingan besar tersebut," kata Ronaldo di situs resmi Madrid.
Usaha Madrid menjuarai Copa del Rey dihentikan Barca ketika kalah dengan agregat 3-4 musim lalu. Musim ini Madrid tak boleh mengulang hal sama sebab trofi Copa bisa jadi satu-satunya trofi yang bisa didapatkan Madrid setelah mereka tertinggal 15 poin dari Barcelona di kompetisi La Liga.
"Kami di sini tidak akan membicarakan posisi di klasemen. Pertandingan di ajang Copa selalu beda dengan pertandingan di liga. Kami ingin melihat peluang kami tahun ini," kata gelandang Xabi Alonso seperti dikutip TRIBUNnews.com dari thisdaylive.com
Sayangnya Los Blancos tak akan diperkuat sejumlah pemain kunci seperti Iker Casillas, dan Pepe akibat cedera juga Sergio Ramos, Angel di Marid, dan Fabio Coentrao yang harus menjalani sanksi, namun tetap saja laga El Clasico adalah panggung para bintang sepakbola dunia yang ada di dua kesebelasan.
Bertamu ke kandang rival abadi Madrid, gelandang Barcelona Sergio Busquets menegaskan Barcelona tak akan puas memperoleh hasil imbang. Meski pada El Clasico terakhir yang terjadi di La Liga, kedua tim bermain imbang 2-2 di Camp Nou.
Kemenangan menjadi target yang ingin dicapai El Catalans. Namun, andaipun terealisasi, menurut Busquets itu bukan berarti tiket partai puncak telah aman dalam genggaman Barca. Masih ada leg kedua yang bakal mentas di Camp Nou.
Dengan kondisi Madrid kehilangan sejumlah pilar penting tim, peluang Blaugrana membawa pulang hasil positif cukup terbuka, tapi Busquets tetap tak mau memandang enteng kekuatan sang musuh.
"Kami sangat baik, tapi secara fisik saya tak tahu bagaimana keadaan mereka. Kami tenang. Laga ini pastinya akan intens. Kami tak dapat menentukan duel pada Rabu, dan kami pun tak akan memilih hasil imbang," kata gelandang bertahan jempolan tersebut.
Maestro gelandang Barca, Xavi Hernandez, juga menegaskan Barcelona tak bisa memandang sebelah mata Madrid meski akan ditinggal sejumlah pemain pilar. "Pertandingan ini selalu tidak bisa diprediksi. Kami berada dalam kondisi baik untuk berkompetisi tapi apa pun bisa terjadi dalam sepakbola dan terutama melawan Madrid. Terlepas dari situasi sekarang, mereka lawan berbahaya," kata Xavi kepada Times of India.
Barca memang harus tetap waspada. Faktanya pasukan Jose Mourinho belum pernah kalah dalam tujuh partai kompetitif terbaru dengan lima di antaranya berujung kemenangan.
Panasnya pertandingan ini juga dibumbui dengan kemenangan besar yang diraih kedua tim di laga terakhir. Madrid menghancurkan Getafe 4-0 sementara Barca menenggelamkan Osasuna 5-1.

Second Pérez and Mourinho era (2009–present)

Cristiano Ronaldo, the first player ever to score against every team in a single season in La Liga.
On 1 June 2009, Florentino Pérez regained Real Madrid's presidency.[32][33] Pérez continued with the Galácticos policy pursued in his first term, buying Kaká from Milan,[34] and then purchasing Cristiano Ronaldo from Manchester United for a record breaking £80 million.
José Mourinho took over as manager in May 2010.[35][36] In April 2011, a strange occurrence happened, for the first time ever, four Clásicos were to be played in a span of eighteen days. The first fixture was for the Liga campaign on 17 April (which ended 1-1 with penalty goals for both sides), the Copa del Rey final (which ended 1–0 to Madrid), and the controversial two-legged Champions League semifinal on 27 April and 2 May (3–1 loss on aggregate) to Madrid.
The first Clasico saw Cristiano Ronaldo get his first goal against Barcelona due to a penalty given to Madrid after a foul to Marcelo. The Copa del Rey final gave Real Madrid its first title under Mourinho with a header from Cristiano Ronaldo in extra time. The Champions League semifinal was perhaps the most controversial of the four, with the expulsion of Pepe in the first leg at the Santiago Bernabéu, after an alleged "dangerous challenge" to Barcelona defender Daniel Alves. Alves was carried out in a stretcher "unable to walk", but after Pepe was shown red, Alves came running back into the field within seconds. After Pepe's sending off, coach José Mourinho was also sent off, receiving a fine and a five-match ban. This same match was also controversial in that Barcelona midfielder Sergio Busquets being captured on video saying what seemed like a supposed racial slur to Madrid left-back Marcelo. The second leg was not as controversial as the first, with perhaps the exception of an annulled goal to Gonzalo Higuaín, after Cristiano Ronaldo had "fouled" Javier Mascherano as a result of a foul to Ronaldo by Gerard Piqué.[37]
In the 2011–12 La Liga season, Real Madrid won the league, a record 32nd time in La Liga history and finished the season with a number of records including 100 points in a single season, a record 121 goals scored & goal difference of +89, and a record 16 away wins and 32 overall wins.[38] In the same season, Cristiano Ronaldo become the fastest player to reach 100 goals in Spanish league history. In reaching 101 goals in 92 games, Ronaldo surpassed Real Madrid legend Ferenc Puskás, who scored 100 goals in 105 games. Ronaldo set a new club mark for individual goals scored in one year (60), and became the first player ever to score against all 19 opposition teams in a single season.[39][40]

Santiago Bernabéu Yeste and European success (1945–1978)

Alfredo Di Stéfano, led the club to win five European Cups consecutively (currently, the Champions League)
Santiago Bernabéu Yeste became president of Real Madrid in 1945.[16] Under his presidency, the club, its stadium Santiago Bernabéu and its training facilities Ciudad Deportiva were rebuilt after the Spanish Civil War damages. Beginning in 1953, he embarked upon a strategy of signing world-class players from abroad, the most prominent of them being Alfredo Di Stéfano.[17]
In 1955, acting upon the idea proposed by the French sports journalist and editor of L'Équipe Gabriel Hanot, Bernabéu, Bedrignan and Gusztáv Sebes created an exhibition tournament of invited teams from around Europe that would eventually become what today is known as the UEFA Champions League.[18] It was under Bernabéu's guidance that Real Madrid established itself as a major force in both Spanish and European football. The club won the European Cup five times in a row between 1956 and 1960, which included the 7–3 Hampden Park final against Eintracht Frankfurt in 1960.[17] After these five consecutive successes, Real was permanently awarded the original cup and earning the right to wear the UEFA badge of honour.[19] The club won the European Cup for a sixth time in 1966 defeating Partizan Belgrade 2–1 in the final with a team composed entirely of same nationality players, a first in the competition.[20] This team became known as the Yé-yé. The name "Ye-yé" came from the "Yeah, yeah, yeah" chorus in The Beatles' song "She Loves You" after four members of the team posed for Diario Marca dressed in Beatles wigs. The Ye-yé generation was also European Cup runner-up in 1962 and 1964.[20]

Amancio Amaro, captain of the Yé-yé.
In the 1970s, Real Madrid won 5 league championships and 3 Spanish Cups.[21] The club played its first UEFA Cup Winners' Cup final in 1971 and lost to English side Chelsea 2–1.[22] On 2 July 1978, club president Santiago Bernabéu died while the World Cup was being played in Argentina. The International Federation of Association Football (FIFA) decreed three days of mourning to honour him during the tournament.[23] The following year, the club organized the first edition of the Santiago Bernabéu Trophy in the memory of its former president.

stadion


Stadion Santiago Bernabéu
Stadion Santiago Bernabéu
UEFA Nuvola apps mozilla.pngNuvola apps mozilla.pngNuvola apps mozilla.pngNuvola apps mozilla.pngNuvola apps mozilla.png
Informasi stadion
Nama lama Stadion Chamartín (1947—1955)
Pemilik Real Madrid
Lokasi
Lokasi Avenida de Concha Espina 1, E28036,
Madrid, Spanyol
Konstruksi
Mulai pembangunan 27 Oktober 1944
Dibuka 14 Desember 1947
Direnovasi 1982, 2001
Diperbesar 1953, 1992, 1994, 2011
Biaya pembuatan 288.342.653 Peseta
( 1.732.943)
Arsitek Manuel Muñoz Monasterio, Luis Alemany Soler; Antonio Lamela (perluasan)
Data teknik
Permukaan Desso GrassMaster
Kapasitas 81.254 (stadion), 4.200 (suite)
Ukuran lapangan 105 m × 68 m
Rekor kehadiran 120.000 orang
(Real Madrid–Fiorentina, 30 Mei 1957)
Pemakai
Real Madrid (1947—kini)
Spanyol (1947—kini)
Setelah pindah kandang ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912—yang kemudian bertahan untuk sebelas tahun—[6] klub kemudian pindah kandang ke Campo de Ciudad Lineal selama setahun. Campo de Ciudad Lineal merupakan sebuah tanah kecil dengan kapasitas 8.000 penonton. Setelah itu, Real Madrid pindah kandang ke Stadion Chamartín yang diresmikan pada tanggal 17 Mei 1923 dengan pertandingan melawan Newcastle United.[39] Pada stadion yang memiliki kapasitas 22.500 penonton ini, Real Madrid merayakan gelar Liga Spanyol-nya yang pertama.[8] Setelah beberapa keberhasilan dan seiring terpilihnya Santiago Bernabéu Yeste sebagai presiden klub, ia kemudian memutuskan bahwa Stadion Chamartín tidak cukup besar untuk ambisi klub sebesar Madrid. Ia kemudian membangun sebuah stadion baru yang kemudian diresmikan pada tanggal 14 Desember 1947.[11][40] Stadion tersebut adalah Stadion Santiago Bernabéu yang dipakai sampai saat ini, meskipun stadion ini tidak memakai nama tersebut sampai tahun 1955.[12] Pertandingan pertama yang diadakan di Bernabéu dimainkan antara Real Madrid dan klub Portugal C.F. Os Belenenses, dan dimenangkan oleh Real Madrid dengan skor akhir 3–1, dan gol pertama dicetak oleh Sabino Barinaga Alberdi.[11]
Kapasitas stadion kemudian berubah pada 1953, seiring renovasi yang dilakukan, sehingga membuat kapasitas penonton memuncak menjadi 120.000 penonton.[41][42] Sejak itu beberapa modernisasi dilakukan pada stadion, salah satunya meniadakan tempat menonton berdiri pada 1998–1999 seiring peraturan UEFA.[41] Perubahan terakhir dilakukan pada tahun 2003, yaitu peningkatan sekitar lima ribu kursi sehingga kapasitas stadion menjadi 81.254. Sebuah rencana untuk menambahkan atap yang dapat dibuka juga telah diumumkan kepada publik.[43]
Stadion Bernabéu telah menyelenggarakan beberapa pertandingan kelas dunia, di antaranya Final Piala Negara Eropa 1964, Final Piala Dunia FIFA 1982, serta Final Piala Eropa/Liga Champions UEFA tahun 1957, 1969, 1980, dan 2010.[44] Stadion ini juga memiliki jaringan transportasi sendiri, yaitu sebuah stasiun metro yang juga dinamai Santiago Bernabéu.[45] Pada tanggal 14 November 2007, Stadion Bernabéu mendapatkan status sebagai Stadion Elite UEFA.[46]
Pada tanggal 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stéfano diresmikan di Madrid di mana Real Madrid kini biasa berlatih. Pertandingan perdana yang dimainkan di sana adalah antara Real Madrid dan Stade de Reims, sebuah pertandingan ulangan dari Final Piala Eropa 1956. Real Madrid memenangkan pertandingan dengan skor 6–1 dengan gol dari Sergio Ramos, Antonio Cassano (2), Roberto Soldado (2), dan José Manuel Jurado. Tempat ini sekarang merupakan bagian dari Ciudad Real Madrid, fasilitas pelatihan baru klub yang berlokasi di luar Madrid, tepatnya di Valdebebas. Stadion ini menampung 5.000 orang, dan menjadi kandang dari klub Real Madrid Castilla. Nama stadion ini diambil dari mantan bintang Real Madrid, Alfredo Di Stéfano.[47]

Pendukung

Lambang dan kostum


Lambang Real Madrid dari masa ke masa.
Lambang klub pertama Real Madrid adalah desain sederhana dengan sebuah jalinan dekoratif dan tiga huruf kapital yang dituliskan sebagai "MCF" yang merupakan singkatan dari Madrid Club de Futbol yang dibalut warna biru gelap dalam kostum warna putih. Perubahan pertama lambang klub terjadi pada tahun 1908, ketika mereka mengadopsi bentuk yang lebih ramping dan penempatan huruf inisial klub di dalam lingkaran.[28] Perubahan berikutnya dari logo kemudian tidak terjadi sampai Pedro Parages menjadi presiden klub pada tahun 1920. Pada saat itu, Raja Alfonso XIII memberikan nama tambahan bagi Madrid, yaitu "Real" yang diterjemahkan secara bebas sebagai "Kerajaan" yang kemudian membuat klub dikenal dengan nama "Real Madrid".[29] Sebagai perubahannya, mahkota simbol kerajaan dari Alfonso ditambahkan ke bagian atas logo dan kemudian menjadi gaya tersendiri dari klub Real Madrid Club de Futbol.[28] Seiring pembubaran monarki pada tahun 1931, semua simbol-simbol kerajaan (mahkota di bagian atas logo dan kata-kata Real) dihilangkan. Mahkota kemudian digantikan oleh strip murbei gelap yang mencirikan Region Castile.[9] Pada tahun 1941—dua tahun setelah berakhirnya Perang Saudara Spanyol—simbol dan tulisan "Corona Real" atau "Royal Crown" yang sempat dihilangkan, dipulihkan dan dipadukan dengan garis murbei Castile.[11] Selain itu di bagian atas logo juga dibuat penuh warna, dengan warna emas yang paling signifikan, dan klub ini kembali disebut Real Madrid Club de Futbol.[28] Modifikasi terbaru di bagian atas logo terjadi pada tahun 2001 ketika klub ingin lebih menonjolan citra untuk abad ke-21 dengan menstandarkan bagian atas logonya. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah mengubah garis murbei biru tua dengan warna biru yang agak cerah.[28]
Warna tradisional kostum Real Madrid untuk pertandingan kandang adalah putih, meskipun awalnya mengadopsi garis miring biru di kaus mereka (desain itu disimpan di logo klub), tetapi sekarang ini desain tersebut tidak dipakai lagi. Kaus kaki pertama yang dipakai berwarna biru gelap.[8][30] Kaus bergaris biru kemudian digantikan oleh kaus polos berwarna putih yang mengadopsi model dari klub Corinthian F.C. pada tahun 1902.[31] Pada tahun yang sama, kaus kaki biru diganti dengan warna hitam. Pada awal 1940-an, manajemen tim mengganti model kostum mereka dengan menambahkan kancing pada kaus mereka dan penempatan logo klub di sebelah kiri yang bertahan sampai saat ini. Pada 23 November 1947, dalam pertandingan melawan Atletico Madrid di Stadion Metropolitan, Real Madrid menjadi tim Spanyol pertama yang mengenakan kaus bernomor.[11] Sementara, warna tradisional kostum Real Madrid untuk pertandingan tandang adalah hitam atau terkadang ungu.
Perlengkapan klub saat ini diproduksi oleh Adidas yang kontraknya dimulai sejak tahun 1998.[32][33] Kaus pertama Real Madrid disponsori oleh Zanussi, yang disepakati untuk musim 1982—1983, 1983—1984, dan 1984—1985. Setelah itu, Real Madrid disponsori oleh Parmalat dan Otaysa, sebelum kontrak jangka panjang dijalin bersama Teka pada tahun 1992.[34][35] Pada tahun 2001, Real Madrid mengakhiri kontrak mereka dengan Teka dan untuk satu musim digunakan logo Realmadrid.com untuk mempromosikan situs web resmi klub. Kemudian, pada tahun 2002, mereka megadakan kesepakatan yang ditandatangani dengan Siemens Mobile dan pada tahun 2006, logo BenQ Siemens muncul di kaus klub.[36] Sponsor di kaus klub Real Madrid saat ini adalah bwin.com menyusul masalah keuangan yang dialami BenQ Siemens.[37][38]
Periode Pemasok kostum Sponsor di kaus
1980—1982 Adidas Tidak ada
1982—1985 Zanussi
1985—1989 Hummel Parmalat
1989—1991 Reny Picot
1991—1992 Otaysa
1992—1994 Teka
1994—1998 Kelme
1998—2001 Adidas
2001—2002 Tidak ada
2002—2005 Siemens mobile
2005—2006 Siemens
2006—2007 BenQ Siemens
2007—kini bwin.com

Era saat ini (2000—sekarang)



Para pemain Real Madrid pada tahun 2007.
Beberapa bulan usai meraih gelar Eropa kedelapannya, Real Madrid memilih presiden yang baru pada Juli 2000 dan yang terpilih adalah pengusaha Spanyol, Florentino Pérez.[19] Dalam kampanyenya ia berjanji untuk menghapus utang klub dan memodernisasi fasilitas klub. Namun janji utamanya yang mendorong Pérez kepada kemenangan saat pemilihan adalah pembelian Luís Figo dari seteru abadi Madrid, yaitu Barcelona.[20] Tahun berikutnya, klub membangun kamp pelatihan yang baru dan menggunakan uang yang mereka dapat dari tahun sebelumnya untuk memulai perekrutan pemain bintang—yang oleh jurnalis Spanyol disebut sebagai "Los Galácticos"—dengan mengontrak pemain-pemain seperti Zinédine Zidane, Ronaldo, Luís Figo, Roberto Carlos, Raúl González, dan David Beckham. Sempat menjadi perdebatan ketika pemain-pemain yang dibeli oleh Perez gagal menunjang prestasi klub, namun berhasil tertutupi oleh gelar Liga Champions kesembilan Madrid pada tahun 2002 yang disusul gelar Piala Interkontinental pada tahun yang sama dan diakhiri gelar La Liga pada tahun 2003. Namun sejak 2003 sampai 2006, sekalipun diisi barisan pemain bintang, klub gagal meraih satupun piala.[21]
Ramón Calderón kemudian terpilih sebagai presiden klub pada 2 Juli 2006 dan kemudian ia mengangkat Fabio Capello sebagai pelatih baru dan Predrag Mijatović sebagai direktur sepak bola yang baru. Real Madrid memenangkan gelar La Liga pada tahun 2007 untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Tetapi hanya beberapa saat usai memenangi gelar tersebut, Capello langsung dipecat.[22] Pada musim 2007—2008, Real Madrid memenangkan liga domestik ke-31 kalinya di bawah asuhan pelatih Jerman, Bernd Schuster.[23]
Pada tanggal 1 Juni 2009, Florentino Pérez kembali menjadi presiden Real Madrid dan bertahan sampai saat ini.[24][25] Pérez melanjutkan tradisinya mengontrak pemain bintang dengan membeli Kaká dari AC Milan[26] dan kemudian membeli Cristiano Ronaldo dari Manchester United yang memecahkan rekor transfer dengan harga 80 juta pound sterling. Di bawah asuhan pelatih kontroversial dari Portugal, Jose Mourinho, Real Madrid berhasil memenangi gelar La Liga untuk ke-32 kalinya pada musim 2011-12.[27]

Awal mula (1902—1945)


Foto bersejarah Real Madrid pada musim 1905—1906.
Awal mula Real Madrid dimulai saat sepak bola diperkenalkan ke Madrid oleh para akademisi dan mahasiswa dari Institución libre de enseñanza yang di dalamnya termasuk beberapa lulusan dari Universitas Oxford dan Universitas Cambridge. Mereka mendirikan Football Club Sky pada 1897 yang kemudian kerap bermain sepak bola secara rutin pada hari Minggu pagi di Moncloa. Klub ini kemudian terpecah menjadi dua pada tahun 1900, yaitu: New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid.[5] Klub terakhir terpecah lagi pada tahun 1902 yang kemudian menghasilkan pembentukan Madrid Football Club pada tanggal 6 Maret 1902.[1] Tiga tahun setelah berdirinya, pada tahun 1905, Madrid FC merebut gelar pertama setelah mengalahkan Athletic Bilbao pada final Copa del Rey. Klub ini menjadi salah satu anggota pendiri dari Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol pada 4 Januari 1909 ketika presiden klub Adolfo Meléndez menandatangani perjanjian dasar pendirian Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol. Dengan beberapa alasan, klub ini kemudian pindah ke Campo de O'Donnell pada tahun 1912.[6] Pada tahun 1920, nama klub diubah menjadi Real Madrid setelah Alfonso XIII dari Spanyol memperbolehkan klub menggunakan kata Real—yang berarti kerajaan—kepada klub ini.[7]
Pada tahun 1929, Liga Spanyol didirikan. Real Madrid memimpin musim pertama liga sampai pertandingan terakhir, namun saat itu secara mengejutkan mereka kalah oleh Athletic Bilbao yang menyebabkan gelar yang sudah hampir pasti diraih, direbut oleh Barcelona.[8] Real Madrid akhirnya berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka pada musim 1931—32. Real kemudian berhasil mempertahankan gelarnya pada tahun selanjutnya dan sukses menjadi klub Spanyol pertama yang menjuarai La Liga dua kali berturut-turut.[9]

New president Ramón Calderón (2006–2009)


Real Madrid's players celebrate their 2008 Supercopa de España title win against Valencia.
Ramón Calderón was elected as club president on 2 July 2006 and subsequently appointed Fabio Capello as the new coach and Predrag Mijatović as the new sporting director. Real Madrid won the La Liga title in 2007 for the first time in four years but Capello was sacked.[31] On 9 June 2007, Real played against Zaragoza at La Romareda. The match got off to a bad start when Real Madrid were forced to change their lineup some minutes before the start of the match when young defender Miguel Torres tore his hamstring during warm-up.[citation needed] Zaragoza led Real 2-1 near the end of the match while Barcelona were also winning against Espanyol 2-1. Real's title challenge looked to be over.[citation needed] However, a late Ruud van Nistelrooy equalizer followed by a last minute Raúl Tamudo goal sprang Real Madrid's title hopes back into their favour.[citation needed] Sevilla were also held 0-0 away against Mallorca, which meant that a win at home against Mallorca would effectively secure Los Merengues their 30th Spanish league title.[citation needed]
The title was won on 17 June, Real faced Mallorca at the Bernabéu, while Barcelona and Sevilla, the other title challengers, faced Gimnàstic de Tarragona and Villarreal respectively. At half time Real were 0-1 down, while Barcelona had surged ahead into a 0-3 lead in Tarragona; however, three goals in the last half-an-hour secured Real Madrid a 3-1 win and their first league title since 2003. The first goal came from Reyes who scored after a good work from Higuaín. An own goal followed by another delightful goal from Reyes allowed Real to begin celebrating the title. Thousands of Real Madrid fans began going to Plaza de Cibeles to celebrate the title.[citation needed]

Real Madrid



Real Madrid C.F. emblem
Full name Real Madrid Club de Fútbol[1]
Nickname(s) Los Blancos (The Whites) Los Merengues (The Meringues) Los Vikingos (The Vikings)
Founded 6 March 1902 (110 years ago)
as Madrid Football Club[2]
Ground Estadio Santiago Bernabéu, Madrid
(capacity: 85,454[3])
President Florentino Pérez
Manager José Mourinho
League La Liga
2011–12 La Liga, 1st
Website Club home page

Home colours
Away colours
Third colours